BERITA #KONVENSI CALON PRESIDEN PARTAI DEMOKRAT

Pointers Irman Gusman Saat Berikan Keynote Speech di Unpad 

 





ASSALAMUALAIKUM WR.WB.
SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEMUA,

1. Puji syukur tak terhingga kita panjatkan ke hadirat Tuhan YME atas segala cinta dan kasih sayangnya untuk kita semua sehingga kita bisa hadir dalam pertemuan ini. Terima kasih dan apresiasi kepada Panitia atas undangan dan kesempatan berbagi dalam acara ini.
2. Betapa bangga dan bahagianya saya hari ini dapat berjumpa dan berdiskusi dengan para mahasiswa Universitas Padjajaran yang kita tahu merupakan salah satu universitas negeri terkemuka di Indonesia. 
3. Saya telah mengunjungi banyak universitas di Indonesia (UI, UGM, ITB, Universitas Brawijaya, Universitas Syah Kuala Banda Aceh, Universitas Pattimura Ambon, Universitas Hasanuddin Makassar, Universitas Samratulangi Manado) termasuk di UNPAD ini. Dan saya selalu bahagia jika bertemu dengan mahasiswa karena menurut saya inilah kelompok sosial yang punya tradisi intelektualitas sekaligus idealisme yang tinggi. 
4. Mahasiswa dan perguruan tinggi akan selalu menjadi centre of excellence sekaligus source of moral value bagi dinamika sosial politik bangsa. saya berharap dua hal itu terus ditingkatkan agar kita tidak kehilangan semangat pembaharuan yang sangat kita butuhkan dalam menghadapi tantangan zaman yang tidak mudah seperti saat ini.
5. Saudara-saudara yang berbahagia,
6. Tema yang diusung, yaitu “MENCARI KEPEMIMPINAN NASIONAL DALAM PERSPEKTIF DAERAH adalah tema yang sangat relevan bagi Bangsa Indonesia yang tengah memasuki tahap penting dari perjalanannya dalam membangun diri menuju kemajuan berdasarkan sistem demokrasi. 
7. Indonesia adalah negara multikulural yang terdiri dari berbagai suku bangsa, budaya dan agama. Untuk itulah kita tidak boleh menimbang segala hal dengan meninggalkan perspektif daerah. Fakta historis yang tak terbantahkan adalah bahwa negara bangsa ini dibentuk oleh semangat kesatuan yang datang dari daerah. Kita menjadi miracle nation karena seluruh daerah di Indonesia menyatukan tekad untuk menjadi satu bangsa demi mencapai kesejahteraan dan kemajuan bersama.
8. Reformasi yang menjadi awal demokratisasi mengembalikan ruh desentralisasi yang sekian lama tersingkir oleh paradigma sentralisasi yang kuat. Dalam rangka itu, setelah 15 tahun menerapkan demokrasi dan desentralisasi kita tentu harus melakukan introspeksi dan evaluasi secara mendalam mengenai hasil dan pencapaian kita selama itu.
9. Demokrasi adalah Sebagai sebuah sistem universal, demokrasi yang dinilai sebagai sistem yang cocok dengan kultur dan kenyataan keragaman bangsa Indonesia dengan beberapa alasan: Pertama, menjamin hak asasi manusia; Kedua, persamaan kedudukan di depan hukum; Ketiga, kebebasan menyatakan pendapat dan berserikat; Keempat, kebebasan pers; dan Kelima, keterbukaan pada akses ekonomi bagi semua kelompok masyarakat demi kesejahteraan bersama.
10. Peristiwa reformasi ‘98 menjadi momentum penting juga bagi daerah dimana untuk pertama kali dalam sejarah bangsa Indonesia, otonomi daerah diberlakukan dengan memberikan hak otonom kepada daerah untuk mengelola pemerintahannya sendiri melalui desentralisasi kewenangan. Kewenangan yang dulunya sentralistik di pusat diberikan hak otonomnya kepada daerah, baik itu menyangkut hak pengelolaan sumber daya alam, sumber daya ekonomi, pemilihan kepala daerah, maupun dalam perimbangan keuangan pusat dan daerah. 
11. Dalam konteks tersebut, kelahiran Dewan Perwakilan Daerah sebagai konsensus politik nasional adalah bertujuan untuk meneguhkan otonomi dan desentralisasi dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dimana DPD RI menjadi perwakilan langsung daerah di tingkat nasional. Karena itu, DPD RI tidak hanya mewakili wilayah, tetapi juga mewakili keragaman kultur, agama, etnis, dan suku dari berbagai daerah yang ada. 
12. Jawaban yang bisa kita hadirkan setelah 15 tahun perjalanan demokrasi, sesungguhnya demokrasi yang kita jalankan sekarang masih berkutat pada demokrasi yang prosedural, bukan demokrasi yang substantif. 
13. Menurut Global Democracy Index 2013 yang baru saja dirilis oleh Majalah Economist, dari 167 negara yang disurvei, ranking kualitas demokrasi Indonesia berada di peringkat 53 dengan kategori Flawed Democracy.  Memang ranking ini naik dari 67 pada tahun 2012. Namun secara kualitas, demokrasi Indonesia masih dinilai “cacat” karena prakteknya belum full democracy. Indeks tersebut dibawah Australia (6), Inggris (16), Korea Selatan (20), Jepang (223),  Israel (37), India (38), Timur Leste (43), dan Brazil (44). 
14. Kenapa kualitas demokrasi kita masih rendah? Ternyata permasalahan tersebut ada pada lemahnya kualitas lima alat ukur utama, yakni Pemilihan umum (baik pemilihan umum presiden, legislatif, maupun kepala daerah) dan Pluralisme, Kebebasan Sipil, Fungsi Pemerintahan (birokrasi), Partisipasi Politik, dan Budaya Politik. Rendahnya kualitas lima variabel ini menyebabkan kualitas penyelenggaraan demokrasi masih jauh dari harapan reformasi 1998.  
15. Pertanyaan penting lain untuk kita bahas sebagai materi refleksi perjalanan 15 tahun demokratisasi adalah apakah demokrasi tercermin juga dalam kedaulatan politik, kemandirian ekonomi, kemajuan, keadilan, maupun kemakmuran? 
16. Sebagai negara yang telah memilih jalan demokrasi, tentu saja harapan besar seluruh rakyat adalah demokrasi membawa perubahan bagi peningkatan kemandirian,  kemajuan, keadilan, dan kemakmuran. Harapan tersebut wajar karena demokrasi adalah media untuk melakukan perubahan-perubahan signifikan yang lebih baik. 
17. Namun sayangnya, substansi demokrasi belum sepenuhnya tercermin dalam kemandirian, kemajuan, keadilan, dan kemakmuran. Kenapa saya katakan demikian? Karena sesungguhnya kita belum menjadi bangsa yang mandiri yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian secara kebudayaan. Dimana kita harus sanggup mencukupi semua kebutuhan dalam negeri, tidak bergantung pada bantuan asing, mandiri dalam bidang pangan, energi, dan pengelolaan sumber daya alam, serta memiliki ketahanan nasional dan daya saing untuk berkompetisi di era globalisasi. 
18. Kenyataan yang kita hadapi sekarang justru masih sama seperti ungkapan Bung Karno yang menulis di Harian Suluh Indonesia pada tahun 1930 tentang ciri-ciri ekonomi negeri jajahan. Pertama, negeri tersebut dijadikan sebagai sumber bahan baku murah oleh negara-negara industri dan kapitalis yang menjajahnya; kedua, dijadikan sebagai pasar untuk menjual produk-produk hasil industri negara penjajah; dan, ketiga, negeri jajahan dijadikan tempat memutarkan kelebihan kapital mereka demi mendapatkan rente.
19. Sepertinya, ungkapan Bung Karno 90 tahun yang lalu itu setelah 68 tahun negara kita merdeka, telah menggambarkan sebuah paradoks. Kita semua tentu tahu, sampai kini kekayaan alam kita masih dijual murah kepada bangsa asing, bahan baku dan bahan mentah yang dihasilkan bumi Indonesia juga masih terus mengalir ke luar negeri untuk memasok kebutuhan industri negara lain yang lebih maju.
20. Sebaliknya, bangsa kita hingga kini masih dikenal sebagai konsumen terbesar produk-produk industri, elektronik, dan barang teknologi dari negara-negara industri di luar sana. Negara kita adalah konsumen handphone terbesar ketiga, dan salah satu pasar mobil dan sepeda motor terbesar di dunia. Dan barang-barang itu dihasilkan oleh industri di luar negeri.
21. Lalu, lebih 50 persen perbankan di negara kita  dikuasai oleh pemodal asing, karena Indonesia masih dianggap sebagai tujuan investasi uang terbaik di dunia karena tingkat suku bunga bank yang jauh lebih tinggi dibanding negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, Eropa, Singapura, bahkan di atas Malaysia dan Thailand. Tegasnya, dengan memutarkan kelebihan kapital mereka di negara kita, pemilik modal dari luar negeri mendapatkan keuntungan yang sangat besar.
22. Artinya, kita sejatinya belum menjadi negara yang seutuhnya mandiri dalam mengelola semua sumber daya alam dan sumber daya ekonomi yang kita miliki.  Demokratisasi yang kita lakukan masih sebatas demokratisasi di bidang politik, belum demokratisasi di bidang ekonomi. 
CIVITAS AKADEMIKA YANG TERHORMAT, 
23. Kita juga belum mencapai tarap yang optimal sebagai negara yang maju dalam peringkat daya saing, kehidupan toleransi, dan pembangunan sosial. Memang kita akui bahwa setelah era demokratisasi, terjadi peningkatan pada variabel-variabel tersebut, namun belum mencapai tingkat yang maksimal. 
24. Human Development Index 2013 yang dikeluarkan UNDP untuk  mengukur tingkat kualitas kehidupan suatu negara dari sisi pendidikan, kesehatan, maupun angka harapan hidup, dari 167 negara, Indonesia berada pada ranking 121. Memang ranking ini mengalami peningkatan dari tahun 2012 yang berada di ranking 124.  
25. Namun jika dibandingkan dengan kelompok G-20, Indonesia berada di bawah: Australia (peringkat 2), Amerika (3), Jerman (5), Jepang (10), Kanada (11), Inggris (26), dan Perancis (20). Sama juga dengan kelompok negara-negara BRIC, Indonesia berada di bawah Rusia (55), Brasil (85), China (101), hanya lebih baik dari India (136). 
26. Juga di kelompok negara ASEAN, peringkat daya saing sumber daya manusia, Indonesia berada di bawah Singapura (18), Brunei Darussalam (30), Malaysia (64), Thailand (103), dan Filipina (114).
27. Ini artinya peningkatan daya saing di bidang sumber daya manusia belum mencapai tahap yang maksimal. Karena itu, perlu dilakukan pembenahan yang intensif pada bidang pendidikan dan kesehatan agar kualitas sumber daya manusia Indonesia bisa lebih berbobot. Baik itu menyangkut kebijakan kurikulum pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan, maupun jaminan kesehatan agar derajat kesehatan masyarakat semakin meningkat. 
28. Selain daya saing di bidang sumber daya manusia, Peringkat Indonesia dalam Global Competitiveness Report 2012-2013 yang mengukur daya saing global mengalami penurunan dari  peringkat 46 di tahun 2011/2012 turun ke peringkat 50 di tahun 2012/2013. 
29. Diantara negara-negara ASEAN, negara yang tertinggi peringkat daya saing tahun 2012 adalah Singapura (5) kemudian Malaysia (ke 25), disusul Brunei Darussalam (28), Thailand (38). 
30. Turunnya peringkat Indonesia dipengaruhi oleh kinerja beberapa indikator yang melemah, terutama yang terkait  dengan variabel “institusi”, yakni suap, korupsi, etika perilaku perusahaan, kejahatan, dan terorisme. Selain itu, infrastruktur juga masih belum menunjukkan perbaikan yang berarti.
31. Belum berhasilnya demokrasi juga diikuti oleh belum berhasilnya desentralisasi. Otonomi daerah masih sebatas desentralisasi politik dan pemerintahan, belum diikuti oleh desentralisasi ekonomi. akibatnya sistem ekonomi nasional belum banyak berubah dari zaman Orde Baru. 
32. Sistem ekonomi yang masih tersentralisasi ini membuat belum bisa menyelesaikan ketimpangan antara pusat dan daerah, antara Jawa dan luar jawa, antara kota dan desa serta antara daratan dan lautan. Wajah Indonesia dalam pembangunan ini belum kita lihat sebagai wajah Aceh, Papua, Nusa Tenggara Timur dan lain-lain, tetapi masih merupakan wajah Jakarta dan Indonesia Barat.
33. Selain ketimpangan, desentralisasi yang belum terkelola dengan baik membuat kita tidak mampu menciptakan eprtumbuhan yang lebih tinggi. seharusnya dengan pemerataan pembangunan kia mampu mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 9% per tahun, namun sekarang kita hanya bisa mencapai 5-6%.
34. Dengan pembangunan yang masih tersentralisasi tingkat kesinambungan (sustainable) dan tingkat pemerataan kesejahteraan kita rendah. Kita masih mengandalkan ekonomi di sektor primer yang rentan pada perusakan alam. Hasilnyapun hanya dinikmati oleh sedikit orang dan menyisakan berbagai maslaah bagi golongan yang lebih besar. Hal ini nampak dari koefisien index gini Indonesia yang telah mencapai 0,43. Indonesia juga dikenal seagai negara dengan tingkat pertumbuhan kelas kaya dan menengah yang termasuk tercpat di Asia namun pada saat yang sama tingkat kemiskinan absolut Indonesia juga masih menunjukkan angka yang signifikan.
Saudara-saudara yang berbahagia,
35. Itulah kondisi riil yang kita hadapi saat ini. Tentu kita, apalagi generasi muda tidak boleh melihatnya dalam kacamata negatif. kita harus berani melihatnya secara positif dengan menganggap segala macam kekurangan itu sebagai tantangan sekaligus peluang untuk melakukan perjuangan yang lebih keras. 
36. Kerja yang lebih keras karena sesungguhnya masa depan kita sangat cemerlang. Berdasarkan berbagai macam prediksi, Indonesia selalu dimasukkan sebagai negara yang sangat berprospek untuk menjadi negara maju. Menurut Gobal Mc Kinsey, kekuatan ekonomi Indonesia akan terus bertumbuh dan akan mengalahkan Jerman dan Inggris pada tahun 2030. Pada tahun 2050, dengan memegang share lebih dari 50%, kita bersama negara-negara BRICs akan menjadi motor kekuatan ekonomi dunia. Pendapatan per kapita kitapun akan semakin besar hingga menjadi US$ 15.000 pada tahun 2025 dan diperkirakan menjadi US$ 24.000 pad tahun 2050. 
37. Bukan hanya di bidang ekonomi, Indonesia juga akan menjadi penting dalam pergaulan dunia baik di aspek sosial, politik dan budaya. Indonesia adalah negara Muslim moderat terbesar di dunia yang sekaligus menjadikan demokrasi sebagai ssitem pemerintahan. Indonesia akan menjadi rule model bagi negara lain dalam menjembatani dialog antara demokrasi dan Islam, antara Barat dan Timur dan Antara Negara Maju dan Berkembang. Peranan ini akan mengantarkan Indonesia sebagai kekuatan penyeimbang sekaligus mediator yang sangat menentukan perdamaian regional maupun perdamaian dunia.
38. Dalam bidang sosial budaya, kita juga punya keunggulan luar biasa. Indonesia adalah Miracle Nation yang terdiri dari begitu banyak ragam etnis, agama dan budaya. Di Bidang ekonomi dan politik mungkin saat ini kita masih menjadi negara berkembang, tapi di bidang budaya kita adalah negara adikuasa. Kita memiliki begitu banyak kearifan lokal dan seni budaya yang sangat luhur yang jika dikembangkan akan menjadi dasar bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa. 
39. Memang terjadi kontradiksi antara prediksi tentang kemajuan Indonesia dengan kenyataan yang kita hadapi saat ini, namun itu bukan alasan kita untuk pesimis apalgi skeptis. Kita adalah kelompok kelas yang terdidik yang harus mampu menjadi motor bagi revitalisasi kehidupan berbangsa dan bernegara. Tidak ada bangsa yang langsung maju, tidak ada juga bangsa yang terbelakang. 
“There’s no underdeveloped countries but undermanaged countries”
40. Salah satu kunci utama untuk menciptakan manajemen negara yang baik adalah membangun kualitas demokrasi dan menemukan pemimpin yang tepat bagi bangsa Indonesia. Dalam kacamata itulah Pemilu 2014 mempunyi nilai strategis. Jika kita mampu menciptakan pemilu yang dilandasi rasionalitas yang tinggi, kita akan mampu meletakkan dasar bagi terciptanya pemerintahan yang berkualitas yang dipimpin oleh pemimpin yang tepat.
41. Pemimpin yang tepat bagi Indonesia itu haruslah memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut: visioner, track record yang bagus, problem solver, leadership yang teruji secara nasional, mampu berdiri di atas kepentingan semua pihak dan konsisten dalam pendiriannya.
42. Itulah tipe pemimpin yang juga menjadi jawaban atas kebutuhan daerah untuk membangun. Visi yang luas dan jauh yang dijalankan dengan memberdayakan seluruh elemen bangsa di daerah dari seorang pemimpin akan mengembalikan esensi dari demokrasi, desentralisasi dan persatuan nasional yang sebenarnya. pola kepemimpinan yang demikian akan menjadi panduan dan rujukan bagi penyelesaian masalah-masalah daerah berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya alam, hubungan pusat daerah dan peningkatan kualitas pembangunan sosial.
43. Kita tidak boleh lagi terjebak pada pola lama yaitu memilih pemimpin tanpa tahu apa sebenarnya yang dibutuhkan dan menjadi karakter bangsa ini. kita harus memunculkan pemimpin yang tidak mempertentangkan konsep kesatuan bangsa dengan pemberdayaan daerah. Indonesia bukan hanya Jawa atau bahkan Jabodetabek saja. Kita harus bisa memunculkan kemajuan Indonesia di Aceh, di Lampung di Nusa Tenggara, di Maluku, di Papua dan seluruh daerah di Indonesia.
44. Itulah sebabnya kita harus keluar dari jebakan emosionalitas dalam demokrasi menuju rasionalitas yang substantif dalam demokrasi. Emosi sentimental biasanya dibangun oleh pembentukan dan framing di ruang publik oleh berbagai jenis media dan bukan oleh penilaian obyektif terhadap calon-calon pemimpin di lembaga eksekutif dan legislatif. Irasionalitas juga muncul oleh jebakan lingkaran money politics yang terbukti mengkorupsi demokrasi, politik, hukum dan pemerintahan. Oleh karena itu harus ada upaya yang terstruktur dan sistematis untuk memunculkan rasionalitas tersebut. 
45. Perguruan tinggi sebenarnya mempunya peran sentral dalam upaya ini. Selain sebagai centre of excellence untuk menemukan solusi dari masalah-masalah bangsa, Perguruan Tinggi juga harus mampu terjun langsung menjadi motor penggerak perubahan. Dalam kaitan ini ini, perguruan tinggi harus mau menjadi pendidik politik bagi seluruh warga negara sehingga nilai-nilai rasionalitas dalam berdemokrasi tersebar.
46. Sejarah telah pula membuktikan bahwa kelompok mahasiswa dan perguruan tinggi yang punya modal intelektual dan modal idealisme selalu menjadi kartu truff  bagi perjuangan rakyat menuju ke arah yang lebih baik. Hal ini telah dilakukan sejak angkatan 1908, angkatan 1928, angkatan 1945, angkatan 1966 dan angkatan 1998. Inilah saatnya kita semua kembali terjun dalam kancah pergerakan itu. Meskipun tak sehiruk pikuk pada masa perjuangan dan masa reformasi, momentum pemilu yang akan kita hadapi tahun depan tidak kalah krusialnya dari momen-momen sebelumnya.
47. Saya mengajak anda semua untuk mengawal Pemilu 2014 ini bukan hanya sebagai pemilih tetapi juga pengawas serta korektor terhadap proses yang amat sangat penting bagi Bangsa Indonesia ini. Masa depan bukan milik kami, orang-orang tua, tetapi milik anda semua. Oleh karena itu, jika anda tak berbuat sesuatu hari ini, maka pada saatnya anda tidak akan mendapatkan hasil seperti yang anda inginkan. Berbuatlah sebaik mungkin, hindari apatisme, mari peduli, mari bekerja sebagai sebuah keluarga besar Bangsa Indonesia. Ayo mahasiswa Indonesia, buktikan sekali lagi kerja anda. Buktikan bahwa kita bukan Cuma bisa kritis, tetapi juga bisa bekerja secara nyata.
Demikian yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini. Semoga Tuhan YME membimbing kita semua.
Wassalamualaikum wr.wb.

Ketua DPD RI
Irman Gusman


 

No comments:

Post a Comment