Pramono Edhie: Bukan Waktunya Lagi Pemimpin Otoriter
Liputan6.com, Denpasar : Peserta Konvensi Capres
Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo menilai sudah bukan waktunya lagi
memimpin Indonesia dengan gaya kepemimpinan otoriter. Apalagi sistem
demokrasi di Indonesia sudah maju.
"Sudah tidak masanya. Memimpin dengan otoriter itu
bukan pilihan. Indonesia kan sekarang demokrasinya sudah maju seperti
ini. Apakah mungkin demokrasi yang seperti ini bisa dipimpin oleh yang
otoriter?" ujar pria yang kerap disapa Edhie ini, Denpasar, Bali, Selasa
(18/2/2014).
Adik ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
itu menyatakan optimistis memenangkan konvensi capres sehingga bisa
diusung sebagai calon presiden dari Partai Demokrat. Apalagi, dia
mengaku memahami wilayah Indonesia.
"Ada yang jadi dasar seorang
tentara itu kariernya naik perlahan-lahan. Memimpin jumlah yang terus
tambah. Jadi jenjang karier tentara lebih naik. Pemahaman masalah
ke-Indonesiaan, saya memahami teritorial."
"Saya diberi kesempatan
dari Sabang-Merauke dari perbatasan-perbatasan negara Indonesia dengan
negara lain. Jadi bisa melihat semua, dan bisa melihat pulau-pulau yang
ada. Itu menjadi bekal bagi saya. Saya optimis, kalau tidak maka tidak
mungkin saya berani tampil," imbuhnya.
Terkait pembangunan negara,
mantan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus ini berpandangan, membangun
negara itu harus komprehensif, tidak dapat menyamaratakan dengan daerah
lainnya. "Tidak boleh sama dengan membangun Jawa, jangan lihat semua
sama dengan Jawa."
"Program MP3I itu tidak bisa hanya selesai
dengan presiden yang ada. Jadi presiden manapun tak bisa hanya selesai
berhenti di pemerintahannya saja, pembangunan harus terus
disempurnakan," sambung Edhie.
Ia juga mengatakan, tidak semua
lini harus direformasi. "Kita nggak harus reformasi semua, sekarang kan
kita lihat sekarang korupsinya luar biasa. Justru orang yang sangat
sepakat korupsi yakni pak SBY sekarang dikira prokorupsi," tegas Edhie.
(Mvi/Mut)
No comments:
Post a Comment