Gita Wirjawan Bidik Pemilih Golput di Medsos
JAKARTA, KOMPAS.com — Kandidat Konvensi Calon
Presiden Partai Demokrat, Gita Wirjawan, juga fokus kampanye melalui
media sosial selain terjun ke lapangan bertemu masyarakat. Bagi Gita,
jumlah golput di media sosial cukup tinggi sehingga perlu didekati untuk
meningkatkan elektabilitasnya.
Gita mengatakan, angka golput di Indonesia sangat tinggi. Dalam
catatannya, sekitar 40 persen di antaranya aktif di media sosial.
Rata-rata usia mereka masih muda, atau malah masuk dalam pemilih pemula
yang skeptis bahwa pemilu mampu membawa perubahan dan menentukan
kemajuan sebuah bangsa.
"Saya nggak ingin mereka golput. Jangan golput, coblos siapa pun nggak apa-apa, tapi jangan golput," kata Gita saat berkunjung ke redaksi Kompas.com di Jakarta, Kamis (9/1/2014).
Gita menyampaikan, selama menjadi kandidat Konvensi Demokrat, ia dan
timnya terus memonitor tingkat dukungan publik untuk dirinya. Hasil
kampanye selama ini, kata dia, popularitasnya naik, dan masyarakat yang
percaya kepadanya di media sosial seperti Twitter atau Facebook juga
meningkat tajam.
Gita membanggakan fan page Facebook-nya yang tembus angka 1
juta pengikut. Atas hasil itu, ia tak terlalu menggubris hasil survei
yang dibeberkan banyak lembaga bahwa elektabilitasnya masih sangat
rendah. Baginya, survei dapat bergerak dinamis, dan bukan merupakan
tolok ukur utama yang menentukan dalam sebuah pemilu.
"Sekarang lebih banyak rakyat yang mengenal saya. Dua bulan lalu, tim
internal saya mengatakan popularitas saya masih belasan persen,
sekarang sudah naik ke 55 persen," kata Menteri Perdagangan itu.
Gita menambahkan, tiga hal yang ditawarkannya kepada masyarakat
adalah komitmen untuk mendengar aspirasi masyarakat, berdialog bersama
dan memberi solusi, serta memastikan tak ada rakyat yang tertinggal saat
bangsa akan maju ke depan. Menurutnya, hal itu sangat berkorelasi
dengan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Slogan yang diusung mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
itu adalah "dari rakyat untuk rakyat". "Ini demokrasi, mencerminkan
suara mayoritas, tapi tidak meninggalkan suara minoritas," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment