Endriartono: Tak Punya Media, Saya Jual Gagasan
JAKARTA, KOMPAS.com — Peserta Konvensi Calon Presiden
Partai Demokrat Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto mengakui dirinya
tidak memiliki media massa untuk mempromosikan dirinya sebagai bakal
calon presiden. Ia mengaku hanya menawarkan gagasan kepada masyarakat
Indonesia.
"Saya akui sekarang eranya media. Saya tidak punya media. Saya hanya menawarkan gagasan dari mulut ke mulut untuk memperkenalkan gagasan saya," katanya saat menanggapi kansnya untuk memenangi konvensi di Kantor Sekretariat Konvensi Partai Demokrat, Jakarta, Senin (6/1/2014).
Menurut Endriartono, yang perlu menjadi pertimbangan dalam memilih pemimpin adalah rekam jejak dan gagasan-gagasan yang dimilikinya. Kedua hal itu, kata dia, sangat penting untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa.
"Kita juga harus mengajarkan masyarakat bagaimana menawarkan gagasan-gagasan yang membumi," imbuhnya.
Dalam paparannya di hadapan media, mantan Panglima TNI itu memang berbicara tentang banyak tema, seperti demokrasi, sistem pemerintahan, partai politik, korupsi, pertumbuhan ekonomi, pertanian, kualitas sumber daya manusia, pendidikan, kedaulatan bangsa, dan ketahanan energi.
Saat ditanya terkait peluang dirinya dibandingkan peserta konvensi dan tokoh internal seperti Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, ia pun tidak menganggap mereka sebagai kompetitor. Lantas, ia pun menyebut era politik saat ini sebagai era yang aneh.
"Sekarang ini eranya aneh. Mereka yang terpilih, mereka yang terkenal karena sering muncul di televisi," tandasnya.
Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat menyelenggarakan acara bertajuk "Meet The Press" selama empat hari dari tanggal 6-9 Januari 2014. Dalam acara itu, ke-11 peserta konvensi diberikan kesempatan untuk memaparkan visinya sebagai bakal calon presiden.
Pada hari pertama, komite menghadirkan Hayono Isman, Endriartono Sutarto, dan Dahlan Iskan. Pada hari kedua, komite menghadirkan Ali Masykur Musa dan Gita Wirjawan. Pada hari ketiga, Pramono Edhie, Irman Gusman, dan Sinyo Sarundajang akan hadir. Sementara pada hari terakhir, komite menghadirkan Anies Baswedan, Dino Patti Djalal, dan Marzuki Alie.
"Saya akui sekarang eranya media. Saya tidak punya media. Saya hanya menawarkan gagasan dari mulut ke mulut untuk memperkenalkan gagasan saya," katanya saat menanggapi kansnya untuk memenangi konvensi di Kantor Sekretariat Konvensi Partai Demokrat, Jakarta, Senin (6/1/2014).
Menurut Endriartono, yang perlu menjadi pertimbangan dalam memilih pemimpin adalah rekam jejak dan gagasan-gagasan yang dimilikinya. Kedua hal itu, kata dia, sangat penting untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa.
"Kita juga harus mengajarkan masyarakat bagaimana menawarkan gagasan-gagasan yang membumi," imbuhnya.
Dalam paparannya di hadapan media, mantan Panglima TNI itu memang berbicara tentang banyak tema, seperti demokrasi, sistem pemerintahan, partai politik, korupsi, pertumbuhan ekonomi, pertanian, kualitas sumber daya manusia, pendidikan, kedaulatan bangsa, dan ketahanan energi.
Saat ditanya terkait peluang dirinya dibandingkan peserta konvensi dan tokoh internal seperti Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, ia pun tidak menganggap mereka sebagai kompetitor. Lantas, ia pun menyebut era politik saat ini sebagai era yang aneh.
"Sekarang ini eranya aneh. Mereka yang terpilih, mereka yang terkenal karena sering muncul di televisi," tandasnya.
Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat menyelenggarakan acara bertajuk "Meet The Press" selama empat hari dari tanggal 6-9 Januari 2014. Dalam acara itu, ke-11 peserta konvensi diberikan kesempatan untuk memaparkan visinya sebagai bakal calon presiden.
Pada hari pertama, komite menghadirkan Hayono Isman, Endriartono Sutarto, dan Dahlan Iskan. Pada hari kedua, komite menghadirkan Ali Masykur Musa dan Gita Wirjawan. Pada hari ketiga, Pramono Edhie, Irman Gusman, dan Sinyo Sarundajang akan hadir. Sementara pada hari terakhir, komite menghadirkan Anies Baswedan, Dino Patti Djalal, dan Marzuki Alie.
No comments:
Post a Comment