Masyarakat akan Mencari Figur-figur Baru untuk Presiden
AyoGitaBisa.com - Figur-figur lama calon presiden apalagi
dikaitkan dengan partai politik tidak lagi diminati. Masyarakat akan
memilih capres berdasarkan figur dan juga yang sering dibicarkan di
sosial media.
Hal tersebut disampaikan Muhammad Nirasma, peneliti dari Prapanca Research dalam konferensi persnya, Jumat (3/1/2014). , mengatakan masyarakat akan lebih memilih figur daripada Partai politik, dan pembicaraan terkait dengan tokoh baru di sosial media sangat tinggi.
Tokoh baru yang dimaksud adalah Gita Wirjawan, Anies B, dan Jokowi. Sedangkan tokoh-tokoh lama seperti Megawati, Wiranto, Prabowo, dan Aburizal Bakrie, sangat rendah pembicaraannya di sosial media.
Peneliti Prapanca lainnya Ahdiat Adi mengatakan kicauan di media sosial sangat relevan dengan hasil Pemilu akhirnya, seperti pada pemilihan Gubernur DKI, Gubernur Sumut, dan Gubernur Jateng.
Sementara itu, kasus korupsi yang membelenggu Partai Demokrat, kata Nirasma, diprediksi tidak akan mempengaruhi peluang dari capres Konvensi Demokrat.
Menurut Nirasma, capres dari hasil Konvensi Demokrat tidak identik dengan Partai Demokrat, dan mereka akan dikenal dengan kefigurannya sehingga peluangnya sangat besar menembus dominasi tokoh-tokoh lama.
"Kalau sudah figur atau tokoh yang dilihat, maka siapapun partai yang mengusungnya masih punya kans suara. Calon yang keluar dari Konvensi Demokrat tidak identik dengan Demokrat," kata Muhammad Nirasma.
Berbeda dengan PKS, kasus yang membelenggunya, tuturnya, akan mempengaruhi calon presiden yang diusungnya karena pemilihannya pun internal sehingga sangat identik dengan partainya.
Hal tersebut disampaikan Muhammad Nirasma, peneliti dari Prapanca Research dalam konferensi persnya, Jumat (3/1/2014). , mengatakan masyarakat akan lebih memilih figur daripada Partai politik, dan pembicaraan terkait dengan tokoh baru di sosial media sangat tinggi.
Tokoh baru yang dimaksud adalah Gita Wirjawan, Anies B, dan Jokowi. Sedangkan tokoh-tokoh lama seperti Megawati, Wiranto, Prabowo, dan Aburizal Bakrie, sangat rendah pembicaraannya di sosial media.
Peneliti Prapanca lainnya Ahdiat Adi mengatakan kicauan di media sosial sangat relevan dengan hasil Pemilu akhirnya, seperti pada pemilihan Gubernur DKI, Gubernur Sumut, dan Gubernur Jateng.
Sementara itu, kasus korupsi yang membelenggu Partai Demokrat, kata Nirasma, diprediksi tidak akan mempengaruhi peluang dari capres Konvensi Demokrat.
Menurut Nirasma, capres dari hasil Konvensi Demokrat tidak identik dengan Partai Demokrat, dan mereka akan dikenal dengan kefigurannya sehingga peluangnya sangat besar menembus dominasi tokoh-tokoh lama.
"Kalau sudah figur atau tokoh yang dilihat, maka siapapun partai yang mengusungnya masih punya kans suara. Calon yang keluar dari Konvensi Demokrat tidak identik dengan Demokrat," kata Muhammad Nirasma.
Berbeda dengan PKS, kasus yang membelenggunya, tuturnya, akan mempengaruhi calon presiden yang diusungnya karena pemilihannya pun internal sehingga sangat identik dengan partainya.
No comments:
Post a Comment