TIGA
KONSEP UNTUK INDONESIA BANGKIT
“Harus menjadi kesamaan pandangan kita bahwa korupsi harus
kita berantas dengan penegakan hukum dan reformasi birokrasi,” ujar
mantan Panglima TNI Endriartono Sutarto.
Korupsi menjadi pilar idealisme
mantan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasional Demokrat, Jenderal (Purn)
Endriartono Sutarto, saat diwawancara dalam sesi perkenalan dan tanya jawab
beserta pemaparan visi-misi konvensi calon presiden (Capres) Demokrat di Jakarta,
baru-baru ini.
Pemberantasan korupsi menjadi agenda
utama mantan Panglima TNI ini, bila menjadi pemenang konvensi dan dicalonkan
sebagai presiden oleh Partai Demokrat. “Korupsi harus kita berantas dengan
penegakan hukum dan reformasi birokrasi,” ujarnya tegas, Selasa (27/8),
kemarin.
Sedikit banyak Endriartono mengaku
punya pengalaman dalam pemberantasan korupsi. Salah satunya pernah menjadi
penasihat hukum dalam kriminalisasi mantan pimpinan Komisi Pemberantasan
Korupsi, Bibit S Rianto dan Chandra M Hamzah. “Hukum harus ditegakkan, tidak
peduli siapa pun. Entah itu mantan panglima TNI, mantan Kapolri, kalau dia
melakukan tindakan tidak sesuai, sikat,” seru lulusan Akabri tahun 1971 ini,
lantang.
“Hukum harus ditegakkan, tidak peduli siapa
pun. Entah itu mantan panglima TNI, mantan Kapolri, kalau dia melakukan
tindakan tidak sesuai, sikat!”
Endriartono memastikan bahwa upaya
pemberantasan korupsi harus menggunakan penegakan hukum dan reformasi birokrasi
yang tajam. “Korupsi harus kita berantas dengan penegakan hukum dan reformasi
birokrasi. Hukum harus ditegakkan,” tegas mantan Ketua Dewan Pertimbangan
Partai Nasdem tersebut.
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn)
Endriartono Sutarto mengajukan tiga sasaran yang akan dicapainya bila terpilih
sebagai pemenang Konvensi Partai Demokrat dan kemudian menjadi presiden
Indonesia.
“Pertama, perbaikan demokrasi.
Kedua, penghapusan subsidi bahan bakar-minyak (BBM) menjadi program konversi
dengan memaksimalkan batu bara, gas, dan lainnya. Dan ketiga, menyangkut kehidupan
petani dan nelayan. Kita negara agraria. Tidak wajar menjadi negara pengimpor
beras terbesar di dunia,” tegas Endriartono.
Sikapnya tegas. Misinya jelas;
membangun Indonesia ke depan. Dengan membangun karakter bangsa yang bermartabat
demi pembangunan nasional menuju Indonesia maju, sejahtera dan berdaya saing
tinggi.
“Pilar demokrasi yang mencerminkan
nilai pancasila, harus kokoh. Dengan pengalaman yang saya miliki, saya ingin
membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik, maju, mandiri, berkesinambungan adil
dan makmur,” jelas purnawirawan TNI kelahiran Purworejo Jawa Tengah ini.
Peluang Endriartono Besar
Pengamat politik dari Center for
Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi mengatakan mantan
Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto mempunyai peluang yang sangat
besar dalam memenangi konvensi capres Demokrat ini.
Menurut Kristiadi, Endriartono yang
memiliki cukup banyak prestasi selama karir militernya mungkin merasa
terpanggil ingin mengabdikan diri membangun bangsa dan negara melalui
kepemimpinan nasional.
Peneliti senior Center for Strategic
and International Studies (CSIS) ini mengakui kondisi bangsa Indonesia saat ini
masih sulit, sehingga membutuhkan figur yang tegas dan memiliki tekad yang kuat
untuk membangun bangsa dan negara.
“Jika Pak Endriartono merasa
peluangnya untuk tampil sebagai capres melalui Partai Demokrat lebih besar. Itu
adalah hak politiknya,” ucapnya.
Langkah Partai Demokrat melakukan
konvensi untuk mencari pemimpin yang ideal dalam memimpin bangsa Indonesia di
masa mendatang. Melalui konvensi, diharapkan akan memperbaiki wajah demokrasi,
khususnya di parpol serta mencari putra-putri terbaik kepemimpinan nasional.
Memilih pemimpin masa depan, bukan
hanya sekedar popularitas, tapi juga pemahaman yang konprehensif terhadap
persoalan bangsa. “Konvensi ini akan memberi ruang kepada masyarakat untuk
berpartisipasi memilih pemimpin masa depan,” kata J Kristiadi.
Selain Endriartono Sutarto, tokoh
lain yang diundang Komite Konvensi Capres Demokrat adalah Rektor Paramadhina
Anies Baswedan, anggota BPK Ali Masykur Musa, Ketua DPR Marzuki Alie, Menteri
Perdagangan Gita Wirjayan, Menteri BUMN Dahlan lskan, Mantan KASAD Jenderal
Pramono Edhie Wibowo, serta Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Sarundajang. (HM/Asp)
Sumber: Koran Lintas Nusantara
No comments:
Post a Comment